Home » » Pola Hidup Sehat Menurut AlQur'an

Pola Hidup Sehat Menurut AlQur'an

dr Ahmad Salim Sungkar, Sp.Kj



Gambaran yang benar tentang pola hidup sehat menurut konsep Islam adalah pola hidup yang dicontohkan Rosul. Beliau mampu merelakan kehidupan dunia untuk mendapatkan kehidupan akhirat. Beliau faham betul bahwa tempat tinggal kita yang sebenarnya adalah di akhirat, karena itu beliau rela membayar kehidupan akhirat dengan kehidupan dunia. Untuk itu beliau ikhlas mengikuti petunjuk hidup bertaqwa apapun beban kesulitannya. (QS Al Baqarah : 197). 

Imam Bukhori meriwayatkan bahwa Umar Ibnul Khatab r a. berkata : “Rasulullah tetap tersenyum padahal beliau berbaring di atas tikar yang tidak dialasi apa-apa. Alas kepala beliau sebuah bantal yang terbuat dari kulit yang diisi lifa (sabut), di kedua kaki beliau kayu karet. Aku melihat bekas tikar tercetak di lengan beliau dan akupun menangis. Lalu beliau bertanya : “Apa yang membuat engkau menangis?” Umar menjawab :”Wahai Rasulullah, sesungguhnya kisra dan kaisar hidup dengan penuh dengan kemewahan, sedang Engkau adalah seorang utusan Allah. Selanjutnya Nabi bersabda :”Apakah kamu tidak suka? Biarlah mereka menikmati (kehidupan dunia) dan untuk kita kehidupan akhirat. 

Sesungguhnya Rasulullah adalah orang yang paling zuhud dengan kehidupan dunia. Beliau rela dunia yang fana ini untuk orang lain dan akhiratlah yang beliau harapkan. Beliau menyuruh orang yang beriman mementingkan kehidupan akhirat dengan tidak melupakan kebutuhannya dalam kehidupan dunia. Umar menangis melihat kesederhanaan Nabi, padahal beliaulah yang meniru Nabi hidup sederhana : Ketika ditemui utusan dari kerajaan besar Romawi, beliau sebagai amirul mukminin didapatkan sedang tidur di bawah pohon kurma, tanpa pengawal. Pada lain kesempatan beliau bergantian naik kuda dengan pembantunya ketika bersedia memenuhi undangan untuk menerima penyerahan kekuasaan dari negara yang dikalahkan tentaranya. 

Petunjuk atau tuntunan Al-Qur’an itulah yang dianut Rasul sehingga pola hidup Rasul akhlak beliau adalah Al-Qur’an kata Siti Aisyah, isteri beliau. Lain contoh Rasul lain pula yang dikerjakan umatnya. Rasul cinta akhirat dan merindukan mati dalam hidup bertaqwa, khusnul khotimah. Sedang saat ini umat beliau banyak yang hubbud dunya wa karohiyatul maut (cinta dunia dan lupa kematian). QS Al Baqarah : 10 maknanya : dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Mendustakan /menolak tuntunan yang haq dan menghalalkan semua cara untuk menjadi kaya, untuk mendapatkan kesenangan dunia. 

Dalam sebuah hadist dikatakan : Mereka mengikuti pola hidup Yahudi dan Nashrani, sampai-sampai kalau mereka mengajak masuk lubang buaya diikutinya juga. ‘mereka mengaku beriman tetapi mereka berbisnis mengikuti cara kapitalis, dan berpolitik mengikuti cara komunis. Pantas dalah kehidupan di dunia mereka menjadi buih yang diatur, mengikuti aturan mereka dan tidak menjadi ombak yang mengatur atau menjadi panutan mereka. Allah tidak mencintai dan membela mereka yang kaya, yang kuat atau yang berkuasa, bahkan yang berilmu sekalipun, kalau tidak beriman dan tidak bertaqwa. (QS Al Baqarah : 8 yang maknanya : di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. 

Hari kemudian Ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya. Allah mencintai hambaNya yang beriman dan bertaqwa, kaya atau miskin, kuat atau lemah, memiki kekuatan kekuasaan atau tidak. (QS An Nuur : 55). Sebab kaya atau miskin itu, diluaskan atau disempitkan Allah, menang atau kalah dipergulirkan Allah. (QS Azukhruf : 32). Orang bertaqwa jiwanya bersih, selamat dari keinginan kekuasaan hawa nafsu yang mengajak manusia untuk berbuat menuruti hawa nafsu jahat, dan menjadi qalbun salim yang akan diberi furqan yang mampu membedakan hak dan bathil. 

Pola hidup Nabi adalah bertaqwa mengikuti petunjuk Al-Quran karena bertaqwa, manusia akan mampu membedakan yang haq dan yang bathil, mampu memilih yang haq dan hidup berbahagia di dunia dan di akhirat. 

Sebab taqdir sudah ditetapkan Allah yang mencintai hambaNya melebihi cinta ibu kepada anakNya. Taqdir sudah benar dan adil karena Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi manusia, sedangkan manusia tak tahu apa yang baik bagi dirinya sendiri. Taqdir ditetapkan Allah berbeda berderajat, tetapi bagi tiap manusia modal hidup yang ditaqdirkan baginya sudah lebih dari cukup, tidak mungkin ada yang sanggup menghitungnya. (QS 43:32, QS 14 :34). 

Tidak penting manusia ditaqdirkan kaya dan hebat seperti Nabi Sulaiman, atau miskin dan sakit-sakitan seperti Nabi Ayyub, memiliki kepandaian atau keperampilan apa saja atau cacat fisik seperti apapun karena tuntutan Allah akan sesuai dengan kemapuan yang diberikan Allah kepadaNya. (QS Al Baqarah 286). 

Nasib manusia ditentukan oleh bagaimana caranya mereka mengatur taqdirnya. (QS An Nisa’: 79) maknanya : apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar