Syekh DR Mus’id bin Musa’id AlHusaini, MA
Allah SWT telah menganugerahkan nikmat yang banyak kepada kita semua, hingga tidak dapat menghitungnya. Di antara nikmat itu, adalah nikmat hidayah, yakni mengikuti petunjuk Allah SWT. Dan nikmat itu adalah Islam, yang dengannya Allah mengutus RasulNya yang termulia. Allah menurunkan kitabNya yang terbaik. Allah menjadikan Islam sebagai agama yang diridhoiNya di muka bumi ini. Rasulullah SAW telah menyampaikan risalah Allah SWT dengan sempurna. (Q S An Nisa’ :113) yang maknanya : Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
Allah SWT menyebutkan tentang nikmat yang besar ini pada manusia, yakni kepada orang-orang beriman. Tatkala Dia mengutus kepada mereka seorang Rasul yang menyampaikan ayat-ayat Allah, mengajarkan kitab dan hikmah, membersihkan dan mensucikan jiwa-jiwa mereka.
Islam adalah agama yang lurus yang diridhoi Allah SWT. Yang dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasullah SAW itu, Allah menunjuki manusia menuju jalan yang lurus. Orang yang mengikutinya dengan istiqamah, maka dia akan menemukan kebahagiaan. Karena dengan mengikutinya, dia akan menemukan ketenangan hati, istiqamah dalam berbagai perbuatan, dan bisa memperbaiki berbagai situasi dan kondisi. Maka dengan agama Allah ini, dan dengan jalanNya yang lurus ini, Allah menurunkan Wahyu Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk menuju jalan yang lurus tersebut.
Kemudian di antara nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita adalah dengan disempurnakan agama Islam ini. Dan kesempurnaan agama itu disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’anul kariim. (Q.S Al Maidah : 03). Yang maknanya :……….pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu…..
Allah menjelaskan tentang agama tersebut dalam Al-Qur’an dan begitu pula Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang jalan yang lurus itu, melalui hadis-hadisnya. Di antaranya adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu’anhu. bahwa Rasulullah SAW pernah suatu ketika beliau membuat suatu garis lurus, kemudian beliau mengatakan bahwa ini adalah jalan menuju Allah yang lurus. Kemudian beliau membuat garis-garis yang lain di sisi garis yang lurus tersebut, kemudian beliau bersabda bahwa ini adalah jalan yang banyak, dan pada setiap jalan ada syetan yang mengajak manusia menuju jalan-jalan itu. Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT surah Al An’am : 153. Yang maknanya : dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Seorang muslim seharusnya mengenal dan mengetahui jalan yang lurus itu. Dan jalan yang lurus itu adalah Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan wahyu Allah Al-Qur’anul Kariim, dan Sunnah Rasulullah SAW. Kebutuhan seorang hamba terhadap ilmu untuk mengetahui jalan yang lurus itu, lebih dari kebutuhan seorang hamba terhadap makan dan minum. Allah SWT telah menjelaskan tentang jalan tersebut di dalam surah Al Fatihah, yakni surah yang terbesar, yang diturunkan kepada Rasulullah SAW,dan tidak pernah diturunkan dalam Taurat dan Injil, yaitu pada ayat 7 yang maknanya : yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Jalan itu adalah jalan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Yang merupakan suatu kewajiban bagi seorang hamba untuk mempelajarinya. Maka dari itu Rasulullah SAW telah bersabda : Tholabul ilmi fariidhotun alaa muslim (bahwa menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Maka merupakan kewajiban bagi kita untuk mempelajari ilmu yang dengan ilmu itu, dia bisa memperbaiki aqidahnya, dan dengan ilmu itu dia bisa memperbaiki ibadahnya. Dan inilah jalan yang dipanggil oleh Allah SWT kepadanya.
Ciri dari jalan tersebut adalah dengan cara menuntut ilmu yang benar dan melakukan amal yang sholih, amal yang dibangun di atas ilmu, amal yang dibangun di atas dalil, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai muslim, hendaknya kita melaksanakan kewajiban kita kepada Allah SWT, yang dalam menempuh jalan tersebut kita memberikan hak Allah yaitu dengan mentauhidkan Allah SWT, dan kita melaksanakan hak, atau memberikan hak nabiNya, dengan beriman dan mengikuti jalan beliau.
Jalan yang lurus yang telah diajarkan oleh Allah melalui RasulNya, yakni dengan beriIslam yang benar. Di antara keistimewaan jalan yang benar itu adalah jalan yang tetap, jalan yang tidak bengkok, jalan yang lurus di atas tuntunan Allah SWT dan RasuluNya. Kemudian jalan ini menunjuki manusia dan orang-orang yang menempuhnya, kepada tujuannya, yakni menuju kepada Allah SWT, untuk mendapatkan cinta Allah dan keridhoanNya.
Jalan ini adalah jalan yang dekat, tidak jauh. Apabila seorang menempuhnya maka dia akan bertemu dengan apa yang dicita-citakan, yakni bertemu dengan Allah dengan keridhoanNya. Dan jalan tersebut adalah jalan yang luas, yang menampung siapa saja yang mengikutinya, maka hendaknya kita tetap tegar di atas jalan yang lurus ini. Karena Allah telah menjanjikan di akhirat yakni (Ash Shiraath (jalan) yang akan ditempuh oleh manusia. Dan Allah meletakkan jalan tersebut di atas neraka Jahannam. Yang mana di atas shirath (jalan) itu, ada orang yang menyeberangnya dengan begitu cepat, ibarat kilat. Ada pula yang menyeberangnya dengan cepat, ibarat angin yang kencang. Ada pula orang yang menyebrang di jalan tersebut secepat kuda yang lari dengan kencang. Ada pula yang menyeberangnya dengan berjalan, adapula yang dengan berlari dan seterusnya. Dan adapula di antara manusia yang mereka akan disambar, kemudian dilemparkan ke dalam neraka, sewaktu melewati jalan tersebut.
Sebagaimana di dunia ini Allah telah menetapkan shiratul mustaqiim, (jalan yang lurus) yakni Al-Qur’an dan As Sunnah, mengikuti Allah dan RasulNya. Namun di sana banyak tantangan-tantangan, di sana ada hal-hal yang bisa menyesatkan manusia dari jalan yang lurus tersebut, ada hal yang sangat berbahaya. Hal-hal yang menyesatkan tersebut adalah syahwat, yang menyimpangkan manusia dari jalan yang lurus, dan subhaat , hal-hal yang rancu, sesuatu hal yang menjadikan dia ragu terhadap agamanya. Sebab apabila seorang yang ada di dunia ini mampu untuk melindungi dirinya dari ajakan syahwaat dan subhaat, dan dia istiqamah di atas jalan yang lurus, dengan mengikuti tuntunan Allah dan RasulNya, maka Insyaallah di akhirat kelak, dia akan menempuh jalan yang lurus itu di atas neraka Jahannam dengan cepat, dan dia selamat dari adzab Allah SWT.
Semoga kita semua mendapat hidayah Allah SWT untuk tetap (istiqamah) berjalan di jalan yang lurus, sampai akhir hayat, sehingga kita akan selamat di dunia dan selamat di akhirat. Amin.
Allah SWT menyebutkan tentang nikmat yang besar ini pada manusia, yakni kepada orang-orang beriman. Tatkala Dia mengutus kepada mereka seorang Rasul yang menyampaikan ayat-ayat Allah, mengajarkan kitab dan hikmah, membersihkan dan mensucikan jiwa-jiwa mereka.
Islam adalah agama yang lurus yang diridhoi Allah SWT. Yang dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasullah SAW itu, Allah menunjuki manusia menuju jalan yang lurus. Orang yang mengikutinya dengan istiqamah, maka dia akan menemukan kebahagiaan. Karena dengan mengikutinya, dia akan menemukan ketenangan hati, istiqamah dalam berbagai perbuatan, dan bisa memperbaiki berbagai situasi dan kondisi. Maka dengan agama Allah ini, dan dengan jalanNya yang lurus ini, Allah menurunkan Wahyu Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk menuju jalan yang lurus tersebut.
Kemudian di antara nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita adalah dengan disempurnakan agama Islam ini. Dan kesempurnaan agama itu disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’anul kariim. (Q.S Al Maidah : 03). Yang maknanya :……….pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu…..
Allah menjelaskan tentang agama tersebut dalam Al-Qur’an dan begitu pula Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang jalan yang lurus itu, melalui hadis-hadisnya. Di antaranya adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu’anhu. bahwa Rasulullah SAW pernah suatu ketika beliau membuat suatu garis lurus, kemudian beliau mengatakan bahwa ini adalah jalan menuju Allah yang lurus. Kemudian beliau membuat garis-garis yang lain di sisi garis yang lurus tersebut, kemudian beliau bersabda bahwa ini adalah jalan yang banyak, dan pada setiap jalan ada syetan yang mengajak manusia menuju jalan-jalan itu. Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah SWT surah Al An’am : 153. Yang maknanya : dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Seorang muslim seharusnya mengenal dan mengetahui jalan yang lurus itu. Dan jalan yang lurus itu adalah Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan wahyu Allah Al-Qur’anul Kariim, dan Sunnah Rasulullah SAW. Kebutuhan seorang hamba terhadap ilmu untuk mengetahui jalan yang lurus itu, lebih dari kebutuhan seorang hamba terhadap makan dan minum. Allah SWT telah menjelaskan tentang jalan tersebut di dalam surah Al Fatihah, yakni surah yang terbesar, yang diturunkan kepada Rasulullah SAW,dan tidak pernah diturunkan dalam Taurat dan Injil, yaitu pada ayat 7 yang maknanya : yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Jalan itu adalah jalan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Yang merupakan suatu kewajiban bagi seorang hamba untuk mempelajarinya. Maka dari itu Rasulullah SAW telah bersabda : Tholabul ilmi fariidhotun alaa muslim (bahwa menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Maka merupakan kewajiban bagi kita untuk mempelajari ilmu yang dengan ilmu itu, dia bisa memperbaiki aqidahnya, dan dengan ilmu itu dia bisa memperbaiki ibadahnya. Dan inilah jalan yang dipanggil oleh Allah SWT kepadanya.
Ciri dari jalan tersebut adalah dengan cara menuntut ilmu yang benar dan melakukan amal yang sholih, amal yang dibangun di atas ilmu, amal yang dibangun di atas dalil, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai muslim, hendaknya kita melaksanakan kewajiban kita kepada Allah SWT, yang dalam menempuh jalan tersebut kita memberikan hak Allah yaitu dengan mentauhidkan Allah SWT, dan kita melaksanakan hak, atau memberikan hak nabiNya, dengan beriman dan mengikuti jalan beliau.
Jalan ini adalah jalan yang dekat, tidak jauh. Apabila seorang menempuhnya maka dia akan bertemu dengan apa yang dicita-citakan, yakni bertemu dengan Allah dengan keridhoanNya. Dan jalan tersebut adalah jalan yang luas, yang menampung siapa saja yang mengikutinya, maka hendaknya kita tetap tegar di atas jalan yang lurus ini. Karena Allah telah menjanjikan di akhirat yakni (Ash Shiraath (jalan) yang akan ditempuh oleh manusia. Dan Allah meletakkan jalan tersebut di atas neraka Jahannam. Yang mana di atas shirath (jalan) itu, ada orang yang menyeberangnya dengan begitu cepat, ibarat kilat. Ada pula yang menyeberangnya dengan cepat, ibarat angin yang kencang. Ada pula orang yang menyebrang di jalan tersebut secepat kuda yang lari dengan kencang. Ada pula yang menyeberangnya dengan berjalan, adapula yang dengan berlari dan seterusnya. Dan adapula di antara manusia yang mereka akan disambar, kemudian dilemparkan ke dalam neraka, sewaktu melewati jalan tersebut.
Sebagaimana di dunia ini Allah telah menetapkan shiratul mustaqiim, (jalan yang lurus) yakni Al-Qur’an dan As Sunnah, mengikuti Allah dan RasulNya. Namun di sana banyak tantangan-tantangan, di sana ada hal-hal yang bisa menyesatkan manusia dari jalan yang lurus tersebut, ada hal yang sangat berbahaya. Hal-hal yang menyesatkan tersebut adalah syahwat, yang menyimpangkan manusia dari jalan yang lurus, dan subhaat , hal-hal yang rancu, sesuatu hal yang menjadikan dia ragu terhadap agamanya. Sebab apabila seorang yang ada di dunia ini mampu untuk melindungi dirinya dari ajakan syahwaat dan subhaat, dan dia istiqamah di atas jalan yang lurus, dengan mengikuti tuntunan Allah dan RasulNya, maka Insyaallah di akhirat kelak, dia akan menempuh jalan yang lurus itu di atas neraka Jahannam dengan cepat, dan dia selamat dari adzab Allah SWT.
Semoga kita semua mendapat hidayah Allah SWT untuk tetap (istiqamah) berjalan di jalan yang lurus, sampai akhir hayat, sehingga kita akan selamat di dunia dan selamat di akhirat. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar